BUDAYA POSITIF

Oleh : Suparno, CGP Angakatan 11

 

Sebagai guru  yang baik harus memiliki kemauan dan kemampuan dalam mewujudkan budaya positif di sekolah. Budaya positif di sekolah dapat dijalankan dengan menerapkan konsep-konsep inti sebagai berikut :

  1. Pembelajaran dengan paradigma baru

Pembelajaran dengan paradigma baru merupakan pembelajaran yang dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran “Berdiferensiasi” sehingga para peserta didik belajar sesuai kebutuhannya berdasarkan tahap perkembangan sesuai teori psikologi modern untuk mewujudkan “Profil Pelajar Pancasila”

Agar dapat memahami pembelajaran dengan paradigma baru gur juga hatus memahami miskonsepsi tentang Teori Kontrol yaitu : Ilusi guru mengontrol murid, Ilusi bahwa kritik dan membuat rasa bersalah mampu menguatkan karakter, Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat, dan Ilusi bahwa orang dewasa berhak memaksa

  1. Disiplin positif

Disiplin berasal dari kata “Disciplina” yang artinya belajar. Disiplin mengacu pada disiplin diri yang memiliki tanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya berdasarkan nilai-nilai yang diyakini.  Sebagai pendidik tujuan kita adalah menciptakan peserta didik yang memiliki disiplin diri sehingga mereka berperilaku mengacu kepada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik dalam perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

  1. Nilai-Nilai Kebajikan

Nilai kebajikan merupakan nilai yang disepakati bersama, lepas dari suku bangsa, agama, bahasa maupun latar belakangnya. Nilai kebajikan yang umum digunakan di sekolah yaitu : Beriman dan Bertakwa pada Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Berkebinekaan Global, Gotong Royong, Mandiri, Kreatif dan Bernalar Kritis, nilai kebajikan tersebut termuat dalam dimensi Profil Pelajar Pancasila

  1. Kebutuhan dasar manusia

Kebutuhan dasar manusia adalah segala sesuatu yang kita lakukan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Seluruh tindakan yang kita lakukan memiliki tujuan tertentu, dan semua usaha terbaik yang kita lakukan adalah dalam rangka agar Kebutuhan dasar kita terpenuhi dengan baik. Berikut kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi yaitu : Bertahan Hidup, Kasih Sayang dan Rasa Diterima, Penguasaan, Kebebasan, dan Kesenangan

  1. Motivasi perilaku manusia

Manusia melakukan sesuai pasti memiliki motivasi yaitu motivasi ekstirnsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik bertujuan untuk menghindari ketidaknyamanan/ hukuman dan untuk mendapatkan imbalan/ penghargaan dari orang lain. Sedangkan motivasi intrinsik bertujuan untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.Sebagai guru diharapkan untuk memunculkan dan mengembangkan motivasi intrinsik pada murid.

  1. Posisi kontrol seorang guru

Guru hendaknya memahami posisi kontrol yang dijalaninya, berikut posisi kontrol yang perlu di pahami yaitu : Penghukum, Pembuata rasa bersalah, Teman, Pemantau, dan Manajer. Akan sangat baik bila guru menggunaka posisi kontrol sebagai manajer.

  1. Keyakinan sekolah/kelas

Mengapa keyakinan kelas, mengapa bukan peraturan kelas?Keyakinan kelas merupakan sesuatu yang diayakini akan dicapai bersama guru dan murid, dalam keyakinan kelas terdapat nilai nilai kebajikan, sehingga murid harus menyadari untuk mencapainya. Di sini diperlukan motivasi intrinsik murid agar dapat mencapai keyakinan tersebut.

  1. Penerapan segitiga restitusi dalam penyelesaian masalah

Segitiga restitusi  adalah suatu proses dialog yang dijalankan oleh guru agar dapat menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggungjawab. Bebrapa langkah dalam menjalankan segitiga restitusi yaitu :

Menstrabilkan Identitas : Berdasarkan prinsip membuat kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran

Validasi Tindakan yang salah : Berdasarkan prinsip setiap perilaku berupaya memenuhi suatu kebutuhan tertentu

Menanyakan Keyakinan : Berdasarkan prinsip teori kontrol bahwa pada dasarnya kita termotivasi secara intrinsik

 

Dalam penerapan program “Disiplin Positif” hendaknya guru memiliki standar kepribadian, profesional, dan sosial yang baik dimana guru mampu merefleksi dirinya dalam posisi kontrol saat ini, bagaimana perjalanan dirinya sebagai “Among” (Manajer) yang menuntun murid-muridnya menjadi insan yang mandiri, merdeka dan bertanggung jawab (STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN)

By admin